Covid-19 Diprediksi Usai September, Eijkman: Jangan Lengah
Petugas medis mengambil sampel petugas PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) saat tes swab di Stasiun Bogor, Senin, 27 April 2020. Tes ini dilakukan secara acak kepada petugas PT KCI dan penumpang KRL Commuter Line untuk mendeteksi kemungkinan penyebaran virus Corona (COVID-19) di moda transportasi KRL Commuter Line. ANTARA/Arif Firmansyah
Wakil Kepala Bidang Penelitian Fundamental Lembaga Biologi Molekular (LBM) Eijkman Institute, Herawati Sudoyo meminta pemerintah dan masyarakat agak tak lengah dalam menangani pandemi Covid-19.
Imbauan itu menyangkut prediksi pandemi Covid-19 yang dikeluarkan oleh Driven Innovation Lab di Singapore University of Technology and Design. Dalam penelitian tersebut, pandemi Covid-19 di Indonesia akan usai dalam tiga waktu. Yakni 97 persen di 7 Juni 2020, 99 persen di 29 Juni 2020, dan 100 persen di 7 September 2020.
"Ada jeda tiga bulan dari 99 persen ke 100 persen. Saya kira jangan sampai lengah, karena kita benar-benar belum tahu karakter virus ini. Jadi berhati-hati lebih baik," ujar Herawati saat dihubungi pada Senin, 27 April 2020.
Herawati pun mengingatkan bahwa hasil dari penelitian ini bisa sesuai jika pemerintah mengambil kebijakan yang tepat dan masyarakat yang benar-benar disiplin.
"Data ini per 25 April dan sudah disadari bahwa perubahan kebijakan pemerintah dan juga perilaku individu sangat berperan," ucap Herawati.
Sebelumnya, Peneliti dari Singapore University of Technology adn Design, Jianxi Luo, membuat prediksi berbasis data-driven tentang akhir wabah Covid-19 di seluruh dunia. Dia memprediksi Indonesi akan terbebas 100 persen dari wabah virus Corona pada 7 September 2020.
Luo berharap penelitiannya tersebut mampu menekan kecemasan masyarakat. Ia juga ingin masyarakat menyiapkan mentalnya pada fase berikutnya dari evolusi pandemi ini, entah dalam bentuk membaik atau memburuk.
Prediksi semacam ini juga bisa menjadi rujukan bagi pemerintah untuk menentukan kebijakan ke depannya.