Dasar-Dasar Akuntansi
Buku Besar (Dasar-Dasar
Akuntansi)
A. PENGERTIAN
Buku Besar adalah buku yang berisi semua
rekening-rekening (kumpulan rekening) yang ada dalam laporan keuangan.
Buku ini mencatat perubahan-perubahan yang
terjadi pada masing-masing rekening dan pada akhir periode akan tampak saldo
dari rekening-rekening tersebut. Setiap transaksi yang telah dicatat dalam
jurnal akan diposting atau dipindahkan ke Buku Besar secara berkala.
B. BENTUK
Bentuk Akun Buku Besar yang sederhana adalah
bentuk T, sebagai berikut:
Buku Besar ……….. Buku Besar ………….
Debet Kredit Debet Kredit
Bentuk Akun Buku Besar T yang cukup lengkap
berbentuk sebagai berikut:
Nama
Rekening No.
………
Debet Kredit
Tgl.
|
Keterangan
|
Ref.
|
Jumlah
|
Tgl.
|
Keterangan
|
Ref.
|
Jumlah
|
Bagian Referensi mengacu pada pencatatan dalam
jurnal yaitu halaman jurnal pada saat transaksi dicatat.
Proses posting mengacu ke pencatatan Debet
atau Kredit pada jurnal yaitu bila dalam jurnal dicatat dalam sisi debet dari
suatu perkiraan tertentu maka dalam perkiraan Buku Besar untuk perkiraan yang
sama juga harus didebet.
C. CONTOH
Berdasar contoh jurnal pada BAB III dapat
dilakukan posting ke Buku Besar sebagai berikut:
Setelah seluruhnya diposting, masing-masing
perkiraan dapat dihitung saldonya dengan cara seperti contoh di atas.
Neraca Saldo (Dasar-Dasar
Akuntansi)
A. PENGERTIAN
Neraca Saldo adalah daftar yang berisi
kumpulan seluruh rekening/perkiraan Buku Besar.
Neraca Saldo biasanya disiapkan pada akhir
periode atau dapat juga disiapkan kapan saja untuk memastikan keseimbangan Buku
Besar. Untuk menyiapkan Neraca Saldo, saldo tiap perkiraan harus ditentukan
terlebih dahulu.
B. FUNGSI
Neraca Saldo disusun untuk memastikan bahwa
Buku Besar secara matematis adalah akurat dengan pengertian bahwa jumlah
saldo-saldo debet selalu sama dengan saldo-saldo kredit. Namun keseimbangan
bukan berarti catatan-catatan akuntansi benar-benar akurat.
C. BENTUK
NERACA SALDO
Nama
Rekening
|
No.
Rekening
|
Debet
|
Kredit
|
Saldo setiap rekening disusun berurutan dari
rekening Neraca dan rekening Rugi Laba sebagai berikut:
1.
Aktiva Lancar
2.
Aktiva Tetap
3.
Aktiva Lain-lain
4.
Hutang Lancar
5.
Hutanng Tidak Lancar
6.
Ekuitas
7.
Pendapatan Operasi
8.
Pendapatan Non Operasi
9.
Beban Operasi
10.
Beban Non Operasi
D. CONTOH
Berdasar contoh Buku Besar pada BAB IV dapat
disusun Neraca Saldonya sebagai berikut:
NERACA SALDO
Nama
Rekening
|
No.
Rekening
|
Debet
|
Kredit
|
Kas
|
356.250.000
|
-
|
|
Piutang
|
5.000.000
|
-
|
|
Kendaraan
|
150.000.000
|
-
|
|
Peralatan
|
50.000.000
|
||
Hutang
|
-
|
50.000.000
|
|
Modal
|
-
|
500.000.000
|
|
Pendapatan
|
13.000.000
|
||
Beban
Telepon
|
1.000.000
|
-
|
|
Beban
Asuransi
|
750.000
|
-
|
|
Saldo
|
563.000.000
|
563.000.000
|
Latihan 12
Berdasarkan soal latihan 11 pada BAB IV
susunlah Neraca Saldonya.
Jawab:
NERACA SALDO
Nama
Rekening
|
No.
Rekening
|
Debet
|
Kredit
|
Jurnal (Dasar-Dasar Akuntansi)
A. PENGERTIAN
Jurnal adalah catatan sistematis dan
kronologis dari transaksi-transaksi keuangan dengan menyebutkan rekening yang
akan didebet atau dikredit disertai jumlahnya masing-masing dan referensinya.
B. FUNGSI
Jurnal bagi suatu perusahaan mempunyai fungsi
sebagai berikut:
1.
Fungsi Analisis
Yaitu untuk menentukan perkiraan yang di debet
dan perkiraan yang dikredit serta jumlahnya masing-masing.
2.
Fungsi Pencatatan
Yaitu untuk mencatat transaksi keuangan dalam
kolom debet dan kredit serta keterangan yang perlu
3.
Fungsi Historis
Yaitu untuk mencatat aktivitas perusahaan
secara kronologis.
C. BENTUK
Bentuk jurnal adalah sebagai berikut:
Hal:….
Tanggal
|
Rekening
& Keterangan
|
Referensi
|
Debet
|
Kredit
|
CONTOH
Berikut ini adalah contoh jurnal dari
transaksi-transaksi:
1.
Pada tanggal 1 Januari
2002 Tuan Raka menyetorkan uang ke perusahaan sebesar Rp. 500.000.000,- sebagai
setoran modal.
Tanggal
|
Rekening
& Keterangan
|
Ref
|
Debet
|
Kredit
|
01-01-2002
|
Kas
Modal,
Tn Raka
(setoran
modal Tn Raka)
|
-
|
500.000.000
|
500.000.000
|
1.
Pada tanggal 5 Januari
2002 perusahaan membeli sebuah mobil seharga Rp. 150.000.000,- serta tunai.
Tanggal
|
Rekening
& Keterangan
|
Ref
|
Debet
|
Kredit
|
05-01-2002
|
Kendaraan
Kas
(pembelian
kendaraan)
|
-
|
150.000.000
|
150.000.000
|
1.
Pada tanggal 6 Januari
2002 membeli mesin fotokopi seharga Rp.50.000.000,- secara kredit.
Tanggal
|
Rekening
& Keterangan
|
Ref
|
Debet
|
Kredit
|
06-01-2002
|
Peralatan
Hutang
Dagang
(pembelian
mesin foto kopi)
|
-
|
50.000.000
|
50.000.000
|
1.
Pada tanggal 15
Januari 2002 dibayar beban telepon sebesar Rp.1.000.000,-.
Tanggal
|
Rekening
& Keterangan
|
Ref
|
Debet
|
Kredit
|
15-01-2002
|
Beban
telepon
Kas
(membayar
beban telepon)
|
-
|
1.000.000
|
1.000.000
|
1.
Pada tanggal 18
Januari 2002 diterima pendapatan dari jasa foto kopi sebesar Rp. 8.000.000,-.
Tanggal
|
Rekening
& Keterangan
|
Ref
|
Debet
|
Kredit
|
18-01-2002
|
Kas
Pendapatan
(penerimaan
pendapatan foto kopi)
|
-
|
8.000.000
|
8.000.000
|
1.
Pada tanggal 26
Januari 2002 dibayar asuransi sebesar Rp. 750.000,-.
Tanggal
|
Rekening
& Keterangan
|
Ref
|
Debet
|
Kredit
|
20-01-2002
|
Beban
Asuransi
Kas
(membayar
beban asuransi)
|
-
|
750.000
|
750.000
|
1.
Pada tanggal 21
Januari 2002 perusahaan telah menyelesaikan jasa foto kopi sebesar
Rp.5.000.000,- tetapi uangnya belum diterima
Tanggal
|
Rekening
& Keterangan
|
Ref
|
Debet
|
Kredit
|
21-01-2002
|
Piutang
Pendapatan
(penerimaan
pendapatan foto kopi)
|
-
|
5.000.000
|
5.000.000
|
Latihan 10
Buatlah jurnal untuk transaksi-transaksi
berikut ini:
1.
Tanggal 5 Maret 2002
Tuan Rangga menyetorkan uang ke perusahaan sebesar Rp. 50.000.0000,- sebagai
setoran modal.
2.
Tanggal 7 Maret 2002
dibeli perlengkapan sebesar Rp. 2.000.000,- secara tunai.
3.
Tanggal 15 Maret 2002
dibeli sebuah mobil seharga Rp. 90.000.000,- secara kredit dengan uang muka
sebesar Rp. 10.000.000,-.
4.
Tanggal 17 Maret 2002
dibeli mesin fotokopi seharga Rp. 30.000.000,- tunai.
5.
Tanggal 20 Maret 2002
diterima pendapatan sebesar Rp. 15.000.000,-
6.
Tanggal 22 Maret 2002
dibayar beban telepon sebesar Rp. 500.000,-
7.
Tanggal 25 Maret 2002
dibayar angsuran pembelian mobil sebesar Rp.3.000.000,-
8.
Tanggal 26 Maret 2002
diterima pendapatan sebesar Rp. 10.000.000,-
9.
Tanggal 27 Maret 2002
dijual sebuah mesin fotokopi seharga Rp.25.000.000,- secara kredit.
10.
Tanggal 30 Maret 2002
dibayar gaji pegawai sebesar Rp.2.000.000,-
Jawab:
JURNAL
Tanggal
|
Rekening
& Keterangan
|
Ref
|
Debet
|
Kredit
|
Neraca Lajur (Dasar-Dasar
Akuntansi)
A. PENGERTIAN
Neraca Lajur adalah kertas kerja
berkolom-kolom untuk memudahkan dalam membuat penyesuaian dan penyusunan
laporan keuangan.
Neraca Lajur disusun dengan memindahkan
data-data Neraca Saldo dan Jurnal Penyesuaian..
B. BENTUK
Berikut ini adalah bentuk Neraca Lajur 10
(sepuluh) kolom.
NERACA LAJUR
Perkiraan
|
Neraca Saldo
|
Penyesuain
|
Neraca Saldo setelah Penyesuain
|
Rugi-Laba
|
Neraca
|
|||||
D
|
K
|
D
|
K
|
D
|
K
|
D
|
K
|
D
|
K
|
|
C. CONTOH
Berdasarkan contoh Neraca Saldo pada BAB V dan
contoh jurnal penyesuaian pada BAB VI dapat disusun Neraca Lajur sebagai
berikut:
NERACA LAJUR
(Dalam Ribuan)
Perkiraan
|
Neraca Saldo
|
Penyesuain
|
Neraca Saldo setelah Penyesuain
|
Rugi-Laba
|
Neraca
|
|||||
D
|
K
|
D
|
K
|
D
|
K
|
D
|
K
|
D
|
K
|
|
Kas
|
356.250
|
356.250
|
356.250
|
|||||||
Piutang
dagang
|
5.000
|
5.000
|
5.000
|
|||||||
Kendaraan
|
150.000
|
150.000
|
150.000
|
|||||||
Peralatan
|
50.000
|
50.000
|
50.000
|
|||||||
Hutang
dagang
|
50.000
|
50.000
|
50.000
|
|||||||
Modal
|
500.000
|
500.000
|
500.000
|
|||||||
Pendapatan
|
13.000
|
600
|
500
|
12.900
|
12.900
|
|||||
Beban
telepon
|
1.000
|
1.000
|
1.000
|
|||||||
Beban
asuransi
|
750
|
500
|
250
|
250
|
||||||
563.000
|
563.000
|
|||||||||
Beban
depresiasi
|
9.000
|
9.000
|
9.000
|
|||||||
Ak.
Depr.
|
9.000
|
9.000
|
9.000
|
|||||||
Asuransi
dibyr dimk
|
500
|
500
|
500
|
|||||||
Beban
gaji
|
2.000
|
2.000
|
||||||||
Hutang
gaji
|
2.000
|
2.000
|
2.000
|
2.000
|
||||||
Pendptan
diterima dimk
|
600
|
600
|
600
|
|||||||
Piutang
pendapatan
|
500
|
500
|
500
|
|||||||
12.250
|
12.250
|
574.500
|
574.500
|
12.250
|
12.900
|
650
|
||||
Laba
|
650
|
|||||||||
12.900
|
12.900
|
562.250
|
562.250
|
Latihan 14
Buatlah jurnal penyesuaian untuk
transaksi-transaksi berikut ini:
1.
Perusahaan telah
membayar sewa gedung kantor untuk 3 tahun ini sebesar Rp 12.000.000;
2.
Perusahaan telah
menyelesaikan pekerjaan perbaikan mobil senilai Rp 10.000.000; tetapi uangnya
belum diterima.
3.
Asuransi yang telah
jatuh tempo sebesar Rp 1.000.000; dari Rp 2.000.000;
4.
Perusahaan masih harus
membayar gaji pegawai sebesar Rp 750.000;
5.
Sisa perlengkapan yang
ada sebesar Rp 500.000;
6.
Beban depresiasi
kendaraan sebesar Rp 1.000.000;
Jawab :
JURNAL PENYESUAIAN
Tanggal
|
Rekening
|
Ref
|
Debet
|
Kredit
|
Berdasarkan data neraca saldo berikut ini dan
jurnal penyesuaian di atas buatlah neraca lajurnya!
NERACA LAJUR
(Dalam Ribuan)
Perkiraan
|
Neraca Saldo
|
Penyesuain
|
Neraca Saldo setelah Penyesuain
|
Rugi-Laba
|
Neraca
|
|||||
D
|
K
|
D
|
K
|
D
|
K
|
D
|
K
|
D
|
K
|
|
Kas
|
100.000
|
|||||||||
Piutang
|
50.000
|
|||||||||
Perlengkapan
|
1.000
|
|||||||||
Peralatan
|
75.000
|
|||||||||
Kendaraan
|
80.000
|
|||||||||
Hutang
|
80.000
|
|||||||||
Modal
|
200.000
|
|||||||||
Pendapatan
|
41.000
|
|||||||||
Beban
telepon
|
500
|
|||||||||
Beban
gaji
|
500
|
|||||||||
Beban
Asuransi
|
2.000
|
|||||||||
Beban
sewa
|
12.000
|
|||||||||
321.000
|
321.000
|
|||||||||
Laporan Keuangan (Dasar-Dasar Akuntansi)
A. TUJUAN
Berdasar Neraca Lajur dapat disusun laporan
keuangan perusahaan. Tujuan dari disusunnya laporan keuangan adalah untuk
menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan
posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi pengambilan keputusan
pemakaiannya.
Laporan juga menunjukkan apa yang telah
dilakukan manajemen atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang
dipercayakan kepadanya.
B. LAPORAN KEUANGAN
Laporan keuangan perusahaan terdiri dari :
1.
Laporan Laba Rugi
yaitu laporan mengenai
pendapatan, beban, dan laba atau rugi suatu perusahaan dalam suatu periode
tertentu.
2.
Laporan Perubahan Modal
yaitu laporan yang
menyajikan perubahan modal karena penambahan dan pengurangan dari laba/rugi dan
transaksi pemilik.
3.
Neraca
yaitu laporan yang
menggambarkan posisi keuangan dari suatu perusahaan yang meliputi aktiva,
kewajiban dan ekuitas pada suatu saat tertentu.
4.
Laporan Arus Kas
yaitu laporan yang
menggambarkan penerimaan dan pengeluaran kas selama satu periode tertentu.
Laporan Arus Kas akan dibahas dalam bab tersendiri.
C. CONTOH
Berdasarkan contoh Neraca Lajur pada BAB VIII
dapat disusun laporan keuangan sebagai berikut:
Tn. RAKA
LAPORAN LABA RUGI
untuk periode yang berakhir 31
Desember 2002
Tn. RAKA
LAPORAN PERUBAHAN MODAL
Per 31 Desember 2002
Tn. RAKA
NERACA
Per 31 Desember 2002
AKTIVA
Aktiva Lancar:
Kas
Piutang
dagang
Asuransi
di bayar dimuka
Piutang
Pendapatan
Aktiva Tetap:
Kendaraan
150.000.000
Ak.
depr. Kendr 9.000.000
Peralatan
|
Rp.
356.250.000,-
5.000.000,-
500.000,-
500.000,-
Rp.
141.000.000,-
50.000.000,-
Rp.
553.250.000,-
|
HUTANG
Hutang
Dagang
Hutang
gaji
Pendapatan
ditrm dimuka
MODAL
Modal
Tn. Raka
|
Rp.
50.000.000,-
2.000.000,-
600.000,-
500.650.000,-
Rp.
553.250.000,-
|
Latihan 15
Berdasarkan data di bawah ini, susunlah
Laporan Rugi Laba untuk PT TAKSAKA periode 1 Januari 2002 sampai dengan 31
Desember 2002.
1.
Beban
Perlengkapan kantor …………………………….
2.
Beban
iklan ………………………………………………
3.
Beban
gaji pegawai ……………………………………
4.
Beban
sewa kantor ………………………………………
5.
Beban
asuransi …………………………………………
6.
Pendapatan………………………………………………
7.
Beban
telepon……………………………………………
8.
Beban
listrik dan air ……………………………………
9.
Beban
penyusutan mesin………………………………
10.
Beban
penyusutan mobil ………………………………
11.
Pendapatan
bunga ………………………………………
12.
Beban
bunga ……………………………………………
|
Rp.
75.000,-
Rp.
350.000,-
Rp.
4.000.000,-
Rp.
500.000,-
Rp.
200.000,-
Rp.
7.500.000,-
Rp.
125.000,-
Rp.
100.000,-
Rp.
300.000,-
Rp.
200.000,-
Rp.
250.000,-
Rp.
200.000,-
|
D. LAPORAN PERUBAHAN
EKUITAS/MODAL
Latihan 16
Dengan menggunakan data Laporan Rugi Laba di
atas susun Laporan Perubahan Modal PT TAKSAKA per 31 Desember 2002 dengan
asumsi Modal 1 Januari 2002 sebesar Rp. 1.200.000,- dan pengambilan oleh
pemilik sebesar Rp. 300.000,-.
Latihan 17
Berdasarkan data di bawah ini dan data Laporan
Perubahan Modal dalam Latihan 16, susunlah Neraca untuk PT TAKSAKA per tanggal
31 Desember 2000.
Kas
……………………………………………………………
Hutang
lancar ………………………………………………
Hutang
pajak …………………………………………………
Asuransi
dibayar di muka……………………………………
Peralatan
………………………………………………………
Kendaraan
……………………………………………………
Akumulasi
penyusutan peralatan …………………………
Piutang
…………………………………………………………
Akumulasi
penyusutan kendaraan …………………………..
Sewa
yang masih harus dibayar ……………………………
Perlengkapan
kantor …………………………………………
|
Rp.
400.000,-
Rp.
350.000,-
Rp.
50.000,-
Rp.
130.000,-
Rp.
1.500.000,-
Rp.
1.200.000,-
Rp.
300.000,-
Rp.
460.000,-
Rp.
200.000,-
Rp.
200.000,-
Rp.
160.000
|
Jurnal Penutup dan Jurnal
Pembalik (Dasar-Dasar Akuntansi)
A. PENGERTIAN
Jurnal Penutup adalah ayat jurnal yang dibuat
pada akhir periode akuntansi untuk menutup rekening-rekening nominal/sementara.
Akibat penutupan ini maka rekening–rekening
ini pada awal periode akuntansi saldonya nol.
B. JURNAL PENUTUP
Terdapat 4 (empat) jurnal penutup yang harus
dibuat yaitu:
1.
Menutup rekening Pendapatan
Rekening
|
Debet
|
Kredit
|
Pendapatan
Ikhtisar
Rugi/Laba
|
xxx
|
xxx
|
1.
Menutup rekening Beban
Rekening
|
Debet
|
Kredit
|
Ikhtisar
Rugi/Laba
Beban
|
xxx
|
xxx
|
1.
Menutup rekening Ikhtisar Rugi/Laba
Rekening
|
Debet
|
Kredit
|
Ikhtisar
Rugi/Laba
Modal
|
xxx
|
xxx
|
1.
Menutup rekening Prive
Rekening
|
Debet
|
Kredit
|
Modal
Prive
|
xxx
|
xxx
|
C. CONTOH
Berikut adalah data laporan Rugi laba suatu
perusahaan:
Pendapatan…………………………………………………….
Beban
telepon……………………………………………
Beban
asuransi……………………………………………
Beban
depresiasi……………………………………………
Beban gaji..……………………………………………………
|
Rp.
12.900.000,-
Rp.
1.000.000,-
Rp.
250.000,-
Rp.
9.000.000,-
Rp.
2.000.000,-
|
Jurnal penutup yang harus dibuat pada akhir
periode akuntansi adalah sebagai berikut:
JURNAL PENUTUP
Rekening
|
Debet
|
Kredit
|
Menutup Pendapatan:
Pendapatan
Ikhtisar
Rugi/Laba
|
12.900.000
|
12.900.000
|
Menutup Beban:
Ikhtisar
Rugi/Laba
Beban
telepon
Beban
asuransi
Beban
depresiasi
Beban
gaji
|
12.250.000
|
1.000.000
250.000
9.000.000
2.000.000
|
Menutup Ikhtisar Rugi/Laba:
Ikhtisar
Rugi/Laba
Modal
|
650.000
|
650.000
|
Latihan 18
Buatlah jurnal penutup berdasarkan data-data
sebagai berikut:
Pendapatan
………………………………………………….
Beban
telepon ………………………………………………
Beban
asuransi………………………………………………
Beban
depresiasi………………………………………………
Beban
gaji …….………………………………………………
Beban perlengkapan…………………………………………
Prive…..……………………………………………………….
|
Rp.
20.000.000,-
Rp.
1.500.000,-
Rp.
1.000.000,-
Rp.
10.000.000,-
Rp.
4.000.000,-
Rp.
2.000.000,-
Rp.
5.000.000,-
|
Jawab:
JURNAL PENUTUP
Rekening
|
Debet
|
Kredit
|
E. REVERSING ENTRIES (JURNAL
BALIK)
Jurnal balik adalah jurnal yang dibuat pada
awal periode sebagai kebalikan dari sebagian jurnal penyesuaian pada akhir
periode sebelumnya. Jurnal ini bersifat opsional namun jika dilakukan
memberikan manfaat. Tidak semua ayat jurnal penyesuaian dilakukan reversing
entries. Jurnal penyesuian yang dibalik adalah:
1.
Hutang biaya
2.
Piutang Pendapatan
3.
Pendapatan Diterima
Dimuka jika digunakan pendekatan pendapatan
4.
Biaya Dibayar Dimuka
jika digunakan pendekatan beban (biaya)
Untuk memudahkan pemahaman, berikut ini
disajikan ikhtisarnya saja sebagai berikut:
No.
|
Jenis
AJP
|
Ayat
Jurnal Penyesuaian
|
Jurnal
Balik
|
||||
1.
|
Hutang
Biaya
|
Biaya
Gaji
Hutang
Gaji
|
100
|
100
|
Hutang
Gaji
Biaya
Gaji
|
100
|
100
|
2.
|
Piutang
Bunga
|
Piutang
Bunga
Pendapatan
Bunga
|
150
|
150
|
Pendapatan
Bunga
Piutang
Bunga
|
150
|
150
|
3.
|
Pendapatan
Diterima Dimuka
|
Pendapatan
Tiket
Pendapatan
Tiket DD
|
200
|
200
|
Pendapatan
Tiket DD
Pendapatan
Tiket
|
200
|
200
|
4.
|
Biaya
Dibayar Dimuka
|
Sewa
Dibayar Dimuka
Beban
Sewa
|
900
|
900
|
Beban
Sewa
Sewa
Dibayar Dimuka
|
900
|
900
|
Akuntansi Hutang
1.
PENGERTIAN
Jika kita ingat kembali persamaan dasar
akuntansi, sisi kiri persamaan akuntansi adalah harta (aktiva) dan sisi kanan
terdiri dari hutang dan modal. Hutang menunjukkan besarnya kepentingan kreditur
pada harta perusahaan. Sementara itu modal menunjukkan besarnya kepentingan
pemilik pada harta perusahaan. Persamaan tersebut juga tergambar pada neraca
yang memuat harta, hutang dan modal.
Adanya hutang di neraca menunjukkan perusahaan
pernah menarik sumber daya yan digunakan dari kreditur. Pada bab ini akan
dibicarakan akuntansi atas kegiatan pendanaan yang berasal dari kreditur.
Hutang didefinisikan sebagai pengorbanan manfaat ekonomi di masa datang yang
bersifat probable
yang timbul dari kewajiban sekarang dari suatu entitas untuk menyerahkan harta atau menyediakan jasa ke entitas lain di kemudian hari sebagai akibat dari transaksi atau kejadian masa lalu. Dari definisi di atas dapat ditarik beberapa hal penting yaitu :
yang timbul dari kewajiban sekarang dari suatu entitas untuk menyerahkan harta atau menyediakan jasa ke entitas lain di kemudian hari sebagai akibat dari transaksi atau kejadian masa lalu. Dari definisi di atas dapat ditarik beberapa hal penting yaitu :
1.
Hutang ini timbul dari
transaksi atau kejadian masa lalu.
2.
Hutang harus
melibatkan transfer asset atau penyediaan jasa dikemudian hari yang bersifat
probable (hampir pasti).
3.
Hutang ini merupakan
kewajiban dari suatu entitas.
1.
KLASIFIKASI HUTANG
Untuk tujuan pelaporan, hutang
diklasifikasikan sebagai hutang lancar dan hutang jangka panjang. Suatu hutang
yang berasal dari kegiatan operasional akan diklasifikasikan sebagai hutang
lancar jika hutang ini akan dilunasi dengan menggunakan harta lancar dalam satu
tahun ke depan atau dalam satu siklus operasi normal, yang mana yang lebih
lama. Namun hutang yang berasal dari pinjaman bank, atau pinjaman lainnya
diklasifikasikan menurut kriteria satu tahun. Suatu hutang yang jatuh tempo
dalam satu tahun sejak tanggal neraca akan diklasifikasikan sebagai hutang
lancar.
2.
PENGUKURAN HUTANG
Pengukuran merupakan proses pemberian atribut
nilai pada hutang. Atribut nilai yang diberikan pada hutang adalah nilai
moneter. Namun ternyata pengklasifikasian hutang menjadi lancar dan tidak
lancar menjadi pertimbangan dalam pengukuran hutang. Secara umum hutang akan
diukur sebesar nilai sekarang dari hutang tersebut yang merupakan jumlah uang
yang harus dibayarkan untuk melunasinya sekarang. Aturan ini lebih tepat untuk
hutang tidak lancar. Sementara itu hutang yang berasal dari kegiatan
operasional misalnya hutang gaji dan hutang usaha, umumnya hutang ini akan
segera dilunasi sehingga selisih antara nilai jatuh tempo dengan nilai sekarang
hutang tersebut tidak material. Oleh karena itu hutang yang berasal dari
operasional umumnya untuk tujuan praktis disajikan sebesar nilai jatuh
temponya.
Untuk tujuan pengukuran, baik hutang lancar
maupun tidak lancar dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu :
1.
Hutang yang jumlahnya
sudah pasti. Contoh dari hutang ini adalah nominal dari wesel atau obligasi.
2.
Hutang yang jumlahnya
harus diestimasi. Dilihat dari kepastiannya, hutang ini pasti terjadi namun
jumlahnya belum diketahui secara pasti. Hutang garansi merupakan contohnya.
3.
Hutang bersyarat (contingent liablility) yaitu suatu hutang yang akan muncul jika
terjadi kejadian lain. Contohnya perusahaan dituntut dipengadilan oleh
perusahaan lain. Perusahaan akan berkewajiban membayar uang jika pengadilan
memenangkan perusahaan yang menuntut tersebut. Tingkat kemungkinan timbulnya
hutang bersyarat dapat dibagi menjadi :
1.
Probable : Tingkat
kemungkinannya sangat tinggi dan bahkan dapat dikatakan hampir pasti. Jika
jumlah hutangnya dapat diestimasi dengan handal, maka hutang ini dicatat, jika
jumlahnya sulit diestimasi maka keberadaan hutang ini diungkapkan dalam catatan
atas laporan keuangan.
2.
Reasonable posible : Kemungkinan terjadinya 50% atau dapat terjadi dapat pula
tidak. Jika kondisinya demikian cukup diungkapkan dalam catatan atas laporan
keuangan.
3.
Remote : Kemungkinan
terjadinya sangat kecil sehingga tidak perlu dicatat dan dilaporkan kecuali
untuk hutang jaminan pembayaran hutang walaupun tingkat kemungkinan terjadinya
kewajiban kecil tetapi harus diungkap dalam catatan atas laporan keuangan.
3.
AKUNTANSI HUTANG JANGKA PENDEK
Seperti telah dibahas pada bagian di atas,
hutang jangka pendek tidak perlu didiskontokan ke nilai sekarang. Yang termasuk
hutang ini adalah Hutang Usaha (Account Payable), serta berbagai hutang opersional seperti
hutang gaji, listrik, telepon, pajak dan sebagainya. Sementara itu untuk hutang
wesel, walaupun jangka pendek umumnya disajikan sebesar nilai sekarangnya.
1.
Hutang operasional
No.
|
Jenis
Hutang
|
Perlakuan
|
1.
|
Account Payable
|
Hutang
ini dicatat jika hak kepemilikan barang sudah berpindah kepada perusahaan.
Dilihat dari jumlahnya, yang dicatat adalah sebesar jumlah yang akan dibayar
yaitu harga faktur.
|
2.
|
Hutang
biaya
|
Dicatat
manakala jasa sudah dikonsumsi dan sebesar jumlah yang akan dibayar.
|
1.
Pinjaman jangka pendek
Perusahaan kadangkala menerbitkan sebuah
promes atau janji tertulis untuk membayar uang pada tanggal tertentu. Dilihat
dari ada atau tidaknya tarip bunga yang harus dibayar, noters dapat dibagi
menjadi hutang wesel berbunga dan hutang wesel tak berbunga. Hutang wesel
berbunga merupakan hutang wesel yang penerbitannya disamping harus membayar
nominal wesel juga harus membayar bunga.
1) Hutang Wesel Berbunga (Interest Bearing Notes Payable)
Misalkan perusahaan pada tanggal 2 April 2004
perusahaan menerbitkan sebuah promes nilai nominal Rp1.000.000,00 bunga 12%
setahun yang akan jatuh tempo 30 Juni 2004 sebagai pelunasan hutang usaha.
Jurnal yang dibuat pada tanggal 2 April adalah sebagai berikut :
2004
April
1
|
Hutang
Usaha
|
1.000.000
|
|
Wesel
Bayar/Hutang Wesel
|
1.000.000
|
Selanjutnya pada tanggal jatuh tempo (30 Juni
2004) jurnal yang dibuat adalah
2004
Juni
30
|
Wesel
Bayar/Hutang Wesel
|
1.000.000
|
|
Biaya
Bunga
|
30.000
|
||
Kas
|
1.030.000
|
Bunga yang dibayar = 12% x 3/12 x
Rp1.000.000,00 = Rp30.000,00
2) Wesel Bayar Tak Berbunga secara eksplisit (Non Interest Bearing Notes)
Dalam wesel tak berbunga, penerbit promes
hanya membayar nilai nominal, dengan demikian nilai nominal merupakan nilai
pada saat jatuh tempo. Untuk tujuan pengukuran, wesel tersebut didiskontokan
dan jumlah dilaporkan di neraca adalah sebesar nilai sekarang yaitu nilai
nominal dikurangi diskontonya. Nilai sekarang dari hutang wesel ini kadangkala
mudah diketahui, misalkan pada tanggal 30 Desember 2003 perusahaan menyerahkan
wesel tak berbunga nominal Rp100.000.000,00 kepada seorang kreditur untuk
melunasi hutang perusahaan kepadanya sebesar Rp90.000.000,00. Jika
diserahkannya promes (hutang wesel) tersebut adalah nilai hutang yang dilunasi
yaitu Rp90.000.000,00. Jatuh tempo wesel 30 Agustus 2004. Jurnal yang dibuat
saat ini adalah :
2004
April
1
|
Hutang
Usaha
|
90.000.000
|
|
Diskon
atas Wesel Bayar
|
10.000.000
|
||
Wesel
Bayar/Hutang Wesel
|
100.000.000
|
Saldo rekening wesel bayar Rp100.000.000,00
dan saldo discount atas hutang wesel Rp10.000.000,00 disajikan di neraca
sebagai berikut :
Hutang
Lancar :
|
||
Hutang
Wesel
|
100.000.000
|
|
Dikurangi
: Diskon atas Hutang Wesel
|
10.000.000
|
90.000.000
|
Pada tanggal 30 Agustus 2004, pada saat
membayar wesel sebesar Rp100.000.000,00 perusahaan membuat dua jurnal sebagai
berikut :
2004
Agustus
30
|
Hutang
Wesel
|
100.000.000
|
|
Kas
|
100.000.000
|
||
Biaya
Bunga
|
10.000.000
|
||
Diskon
atas Wesel Bayar
|
10.000.000
|
1.
Hutang Lancar yang
akan diganti dengan Hutang Jangka Panjang
Suatu hutang lancar kadangkala dapat dibiayai
kembali seperti diciptakan surat hutang baru sebagai pelunasan hutang pada saat
jatuh temponya nanti. Surat Hutang yang baru akan jatuh tempo melebihi setahun.
Dengan adanya tindakan ini maka perusahaan tidak akan membayar hutang dalam
waktu setahun yang akan datang. Dalam kondisi seperti ini tentu akan lebih
tepat jika hutang tersebut tidak diklasifikasikan sebagai hutang jangka pendek.
Namun terdapat syarat –syarat yang harus dipenuhi :
1.
Manajemen bermaksud
merefinance hutang tersebut menjadi hutang jangka panjang.
2.
Manajemen harus dapat
menunjukkan kemampuan merefinance hutang tersebut yang terbukti dengan :
1.
pelaksanaan refinace
tersebut terjadi pada masa setelah tanggal neraca tetapi sebelum laporan
keuangan diterbitkan
2.
mencapai kesepakatan
yang kuat yang secara jelas yang memungkinkan refinance dengan dasar jangka
panjang.
2.
Line of Credit
Perusahaan kadangkala mengadakan perjanjian
dengan bank. Bank akan memberikan pinjaman kepada perusahaan sewaktu-waktu
membutuhkan. Karena perjanjian ini sudah disetujui maka pada saat perusahaan
menarik dana dari Bank, perusahaan tidak perlu melalui proses yang panjang .
Pengaruhnya terhadap akuntansi adalah :
1.
Pada saat line of
credit ditandatangani, perusahaan belum mencatat adanya hutang
2.
Jika perusahaan
menarik uang dari bank, saat itu perusahaan mencatat hutang (lancar atau tidk
lancar tergantung pada hutang tersebut kapan jatuh temponya).
1.
AKUNTANSI HUTANG JANGKA PANJANG
Hutang jangka panjang merupakan hutang yang
jatuh tempo melebihi satu tahun sejak tanggal neraca. Hutang ini dapat didukung
dengan penerbitan promes dan hutang seperti ini disebut hutang wesel jangka
panjang. Hutang jangka panjang dapat juga didukung dengan menerbitkan
sertifikat yang lazim disebut surat Obligasi. Karena akuntansi untuk hutang
wesel jangka pendek di atas hakekatnya sama dengan akuntansi hutang wesel
jangka panjang, maka berikut ini hanya akan dibahas hutang obligasi. Akuntansi
untuk obligasi antara lain terdiri dari saat penerbitan obligasi, saat
pembayaran bunga dan amortisasi premium atau diskon serta pelunasannya.
Misalkan pada tanggal 1 Maret 2003 perusahaan
menerbitkan obligasi nominal Rp1.000.000.000,00 dengan bunga 12% setahun yang
dibayar setiap tanggal 1 Maret dan 1 September. Harga jual obligasi
Rp900.000.000,00. Jangka waktu obligasi 5 tahun.
1.
Saat menerbitkan
obligasi
2003
Maret
1
|
Kas
|
900.000.000
|
|
Disagio
Obligasi
|
100.000.000
|
||
Hutang
Obligasi
|
1.000.000.000
|
Hutang obligasi dicatat sebesar nilai nominal
yaitu nilai yang tercantum pada sertifikat obligasi. Selisih antara nilai
nominal dengan kas yang diterima dicatat sebagai diskon.
1.
Saat membayar bunga
2003
September
1
|
Biaya
Bunga
|
60.000.000
|
|
Kas
|
60.000.000
|
Karena pada saat jatuh tempo perusahaan harus
membayar sebesar nilai jatuh tempo, maka rekening disagio harus diamortisasi
dengan cara mendebit rekening Biaya Bunga dan mengkredit rekening Disagio
Obligasi. Jumlah amortisasi dapat ditentukan dengan metode garis lurus atau
metode lain. Jika digunakan metode garis lurus, amortisasi disagio untuk 1
Maret s/d 1 September adalah :
6/12 x (100.000.000/5) = Rp10.000.000,00 dan
jurnal yang dibuat adalah :
2003
September
1
|
Biaya
Bunga
|
10.000.000
|
|
Disagio
Obligasi
|
10.000.000
|
1.
Pada akhir tahun
Pada akhir tahun ada bunga yang belum dibayar
selama 4 bulan yaitu dari 1 September s/d 31 Desember 2003. Disamping itu
amortisasi disagio untuk masa itu juga perlu dilakukan. Untuk itu pada tanggal
31 Desember 2003 dibuat adjustment sebagai berikut :
2003
Desember
31
|
Biaya
Bunga
|
46.666.666,67
|
|
Disagio
Obligasi
|
6.666.666,67
|
||
Hutang
Bunga
|
40.000.000,00
|
1.
Pada saat jatuh tempo
Jika amortisasi dilakukan secara konsisten,
rekening disagio pada tanggal jatuh tempo obligasi akan bersaldo Rp6.666.666,67
yaitu disagio yang akan diamortisir untuk bulan Januari dan Pebruari 2008.
Sementara itu rekening Hutang Obligasi bersaldo kredit sebesar
Rp1.000.000.000,00. Karena jumlah yang dibayar sebesar Rp1.000.000.000,00
ditambah dengan bunga dari September 2007 s/d Maret 2008 maka jurnal yang
dibuat sat itu adalah :
2008
Maret
1
|
Biaya
Bunga
|
23.333.333
|
|
Hutang
Bunga
|
40.000.000
|
||
Hutang
Obligasi
|
1.000.000.000
|
||
Disagio
Obligasi
|
3.333.333
|
||
Kas
|
1.060.000.000
|
Pada tanggal tersebut hutang obligasi sudah
lunas dan rekening Hutang Obligasi bersaldo nol.
SOAL LATIHAN
Perusahaan pada tanggal 1 Oktober 2003
menyerahkan sebuah promes nominal Rp10.000.000,00 bunga 12% setahun sebagai
pelunasan atas hutang usaha sebesar itu. Promes jatuh tempo pada tanggal 1
April 2004.
Diminta :
1.
Buat jurnal per 1
Oktober 2003
2.
Buat jurnal per 31
Desember 2003 dan 1 April 2004
Akuntansi Aktiva Tetap
1.
KLASIFIKASI
Aktiva tetap merupakan aktiva tidak lancar
yang diperoleh untuk digunakan dalam operasi perusahaan yang memiliki masa
manfaat lebih dari satu periode akuntansi serta tidak untuk diperjualbelikan
dalam operasi normal perusahaan. Aktiva operasi tidak lancar dapat
diklasifikasikan menjadi: (1) Aktiva Berwujud (tangible) dan (2) Aktiva Tak Berwujud (intangible).
2.
PENGELUARAN UNTUK
AKTIVA TIDAK LANCAR
Pengeluaran untuk aktiva tidak lancar dapat
dikelompokkan menjadi:
1.
Pengeluaran pada waktu
perolehan;
2.
Pengeluaran seteleh
aktiva tersebut diperoleh yang dapat dirinci menjadi:
1.
Pengeluaran pendapatan
yang lazim disebut revenue expenditure;
2.
Pengeluaran modal yang
lazim disebut capital expenditure.
1.
PENCATATAN PEROLEHAN
AKTIVA TIDAK LANCAR
Harta non current dapat diperoleh dengan
berbagai cara, antara lain:
1.
Diperoleh dengan
harga lumpsump;
2.
Diperoleh dengan
pembayaran berkala;
3.
Pembelian dengan
cara leasing;
4.
Perolehan dengan trade-in
5.
Perolehan dengan
menerbitkan surat berharga;
6.
Perolehan dari donasi;
dan
7.
Dibangun sendiri.
D. PEROLEHAN SEKELOMPOK AKTIVA DENGAN HARGA
LUMPSUM
Harga lumpsump adalah suatu harga untuk beberapa
aktiva. Sebagai contoh PT A membeli tanah, bangunan dan peralatan dengan harga
Rp $160,000. Harga ini harus dialokasikan kepada 3 jenis harta tersebut dengan
menggunakan perbandingan harga taksiran dari tanah, bangunan, dan peralatan.
Misalnya harta yang dibeli tersebut memiliki harga taksiran tanah $ 28,000,
bangunan $60,000, equipment $12,000, alokasi harga $160,000 tersebut adalah
sebagai berikut:
Jenis
harta
|
Nilai
Taksiran ($)
|
Perhitungan
Alokasi
|
Jumlah
Alokasi ($)
|
Tanah
|
28,000
|
28/100
x 160,000
|
44,800
|
Bangunan
|
60,000
|
60/100
x 160,000
|
96,000
|
Peralatan
|
12,000
|
12/100
x 160,000
|
19,200
|
Jumlah
|
100,000
|
160,000
|
Jurnal yang dibuat
untuk mencatat transaksi tersebut adalah:
Tgl.
|
Akun
|
Debet
|
Kredit
|
2006
Jan
1
|
Tanah
Bangunan
Peralatan
Kas
|
44,800
96,000
19,200
|
160,000
|
1.
PEROLEHAN AKTIVA
DENGAN PEMBAYARAN BERKALA
Jika statu harta tetap diperoleh dengan
pembayaran difunda atau secara angsuran, maka aktiva tersebut dicatat sebesar
harga tunai aktiva tersebut bukan jumlah dari pembayaran angsuran dan downpayment-nya. Ada beberapa variasi yang mungkin
timbul, seperti:
1.
Harga tunai diketahui;
2.
Harga tunai tidak
diketahui.
Contoh: perusahaan pada tanggal 2 Januari 2006
membeli sebuah aktiva yang harga tunainya adalah $100,000. Pada waktu itu
dibayar uang muka $35,000. sisanya akan dibayar dengan angsuran tengah tahunan
sebesar $5,000 ditambah bunga 10% dari hutang yang belum dibayar. Jurnal yang
dibuat selama tahun 2006 adalah sebagai berikut:
Tgl.
|
Akun
|
Debet
|
Kredit
|
2006
Jan
2
|
Tanah
Kas
Hutang
|
100,000
|
35,000
65,000
|
Tgl.
|
Akun
|
Debet
|
Kredit
|
2006
Jun
30
|
Hutang
Biaya
Bunga
Kas
|
5,000
3,250
|
8,250
|
1.
PENGGUNAAN AKTIVA
TETAP
Jika suatu aktiva tetap dapat digunakan lebih
dari satu tahun maka aktiva tersebut bermanfaat untuk memperolah pendapatan
selama umurnya. Untuk menghubungkan cost aktiva tetap dengan revenueyang diperoleh maka cost tersebut dicatat dan dilaporkan sebagai beban
pada tahun-tahun manfaatnya. Proses ini disebut depresiasi. Dengan demikian
depresiasi adalah alokasi secara sistematis dan rasional atas cost dari aktiva tetap ke tahun-tahun manfaatnya.
Jurnal yang dibuat untuk melakukan depresiasi
setiap tahunnya adalah mendebet akun Beban Depresiasi dan mengkredit akun
Akumulasi Penyusutan. Misalkan untuk tahun 2005, perusahaan menyusutkan mesin
sebesar $ 5,000, maka jurnal yang dibuat adalah:
Tgl.
|
Akun
|
Debet
|
Kredit
|
2005
Des
31
|
Beban
Penyusutan
Akumulasi
Penyusutan
|
5,000
|
5,000
|
Karena setiap akhir tahun ada penyusutan, maka
perkiraan Akumulasi Penyusutan akan selalu bertambah sepanjang masa manfaat
aktiva.
Depresiasi bukanlah teknik
untuk menilai aktiva tetap dan dengan melakukan depresiasi tidaklah otomatis
perusahaan menyisihkan uang untuk membeli aktiva tetap.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi depresiasi adalah:
1.
cost dari aktiva
tetap,
2.
umur ekonomis aktiva
tetap,
3.
nilai residu, dan
4.
pola penggunaan aktiva
tetap.
1.
METODE DEPRESIASI
Terdapat beberapa metode depresiasi, yaitu:
·
Metode Garis Lurus
·
Metode Saldo Menurun
·
Metode Jumlah Angka
Tahun
·
Metode Unit Input
·
Metode Unit Output
1.
Metode
Garis Lurus
Dengan metode ini penyusutan tahunan dapat
ditentukan dengan dua cara, yaitu:
1.
(cost-nilai residu) : umur
Misalkan nilai sebuah peralatan yang diperoleh
tahun 2005 senilai Rp 16.000.000,00 dan masa manfaat ditentukan 5 tahun dengan
nilai sisa Rp 1.000.000,00, besarnya penyusutan tahun 2006 dapat dihitung
sebagai berikut: (16.000.000-1.000.000)/5 = Rp 3.000.000,00.
2.
Ditentukan % penyusutan, kemudian penyusutan tahunan diperoleh dengan cara mengalikan %
tersebut dengan cost yang disusutkan
sebagai berikut:
1.
Prosentase penyusutan
tahunan = 100% : umur, jadi = 100% : 5 = 20%.
2.
Dihitung penyusutan =
20% x (16.000.000 – 1.000.000) = Rp 3.000.000,00.
2. Metode Saldo Menurun
Pertama, tentukan prosentase penyusutan,
biasanya dua kali prosentase penyusutan metode garis lurus. Dengan demikian
jika ada mesin umurnya 5 tahun, maka tarif/prosentase penyusutan tahunannya
adalah 2 x 100% : 5 = 40%.
Setelah itu ditentukan nilai buku pada awal
tahun. Nilai buku adalah saldo rekening aktiva tetap dikurangi dengan saldo
rekening akumulasi penyusutan. Untuk tahun pembelian, karena akumulasi
penyusutannya belum ada, maka nilai bukunya adalah sebesar harga perolehannya.
Selanjutnya besarnya penyusutan satu tahun
dihitung dengan cara mengalikan % penyusutan dengan nilai buku. Misalkan ada
sebuah mesin dibeli tanggal 2 Januari 2001 dengan harga Rp 16.000.000 dan
ditaksir dapat digunakan selama 5 tahun. Penyusutan tahun 2001, 2002, dan 2003
dapat dihitung sebagai berikut:
Tarif/prosentase
penyusutan = 2 x (100% : 5) = 40%
Penyusutan tahun
2001 = 40% x Nilai Buku
=
40% x Rp 16.000.000
=
Rp 6.400.000
Penyusutan tahun
2002 = 40% x Nilai buku awal
tahun 2002
=
40% x (Rp 16.000.000 – Rp 6.400.000)
=
Rp 3.840.000
Penyusutan tahun
2003 = 40% x Nilai buku awal
tahun 2003
=
40% x (16.000.000 –6.400.000 – 3.840.000)
=
Rp 2.304.000
Penyusutan tahunan dapat dicari dengan rumus
lain yaitu menentukan Nilai Buku pada akhir tahun ke-n = cost x (1 – tarif)n
= Rp 16.000.000 x (1 – 0,4) n
Nilai buku akhir tahun ke-3 = Rp 16.000.000 x
(1 – 0,4) 3
= Rp 16.000.000 x 0,216
= Rp 3.456.000,00.
Penyusutan tahun 2004 adalah 40% x Rp
3.456.000 = Rp 1.282.600,00.
2.
Metode Jumlah Angka-angka Tahun
Alokasi cost aktiva tetap dilakukan berdasarkan angka tahun
penggunaan. Jika umur aktiva tetap adalah 5 tahun, maka tahun penggunaannya
adalah tahun ke 1,2,3,4,5. Jumlah dari angka-angka tersebut akan dijadikan
penyebut. Sementara itu pembilangnya adalah sisa umur dari masing awal tahun
penggunaan. Pada awal penggunaan sisa umurnya masih lima tahun, oleh karenanya
pembilangnya adalah 5. Setelah digunakan 1 tahun, maka pada awal tahun kedua
sisa umurnya adalah empat tahun sehingga pembilangnya adalah 4. Demikian
seterusnya untuk tahun ketiga, keempat, dan seterusnya.
Misalkan ada sebuah mesin dibeli tanggal 2
Januari 2001 dengan harga Rp 16.000.000 ditaksir masa manfaat 5 tahun dengan
nilai residu Rp 1.000.000. Penyusutan tahun 2001, 2002, 2003, 2004, dan 2005
dapat dihitung sebagai berikut:
Tahun
ke
|
Perhitungan
|
Jumlah
|
1
|
5/15
(16.000.000 – 1.000.000)
|
5.000.000
|
2
|
4/15
(16.000.000 – 1.000.000)
|
4.000.000
|
3
|
3/15
(16.000.000 – 1.000.000)
|
3.000.000
|
4
|
2/15
(16.000.000 – 1.000.000)
|
2.000.000
|
5
|
1/15
(16.000.000 – 1.000.000)
|
1.000.000
|
1.
Metode Unit Input
Alokasi cost aktiva tetap ke beban penyusutan tahunan
digunakan jumlah input yang dikeluarkan (misalnya jam mesin) dalam suatu tahun
dibandingkan dengan taksiran input (jam mesin) yang harus dikeluarkan sampai
aktiva tetap tersebut diafkir. Misalkan sebuah mesin dibeli pada tanggal 2
Januari 2001 dengan harga Rp 16.000.000 dan ditaksir dapat digunakan selama
100.000 jam dengan nilai residu Rp 1.000.000. Selama tahun 2001 digunakan selama
5.000 jam, maka penyusutan tahun 2001 adalah:
(5.000/100.000) x (Rp 16.000.000 – Rp
1.000.000) = Rp 750.000
5. Metode Unit Output
(Hasil)
Alokasi cost aktiva ke beban penyusutan tahunan
menggunakan jumlah produk yang dihasilkan dalam suatu tahun dibandingkan dengan
taksiran output (jumlah produk) yang akan dihasilkan sampai aktiva tetap
tersebut diafkir. Misalkan sebuah mesin dibeli pada tanggal 2 Januari 2001
dengan harga Rp 16.000.000 dan ditaksir dapat digunakan untuk membuat produk
sebanyak 200.000 unit dengan nilai residu Rp 1.000.000. Selama tahun 2001
digunakan selama 20.000 unit maka penyusutan tahun 2001 adalah:
(20.000/200.000)
x (Rp 16.000.000 – Rp 1.000.000) = Rp 1.500.000
1.
PENGAFKIRAN AKTIVA
TETAP
Aktiva kadangkala dibuang karena sudah tidak
digunakan lagi, misalkan sebuah mesin yang harga belinya Rp 6.000.000,00 sampai
tanggal 1 Januari 2000 sudah disusutkan sebesar Rp 4.750.000,00. Penyusutan
tahunannya Rp 600.000,00. Pada tanggal 24 Maret 2001 dibuang. Jurnal yang
dibuat adalah:
1.
Menyusutkan untuk
tahun 2001
Tgl.
|
Akun
|
Debet
|
Kredit
|
2001
Mar
24
|
Beban
Penyusutan Mesin
Akumulasi
Penyusutan Mesin
|
150.000
|
150.000
|
1.
Membuang aktiva tetap
Tgl.
|
Akun
|
Debet
|
Kredit
|
2001
Mar
24
|
Akumulasi
Penyusutan Mesin
Kerugian
Penghentian Mesin
Aktiva
Tetap
|
4.900.000
1.100.000
|
6.000.000
|
1.
PENJUALAN AKTIVA TETAP
Sebuah mesin yang costnya Rp 10.000.000 dan sampai dengan tanggal 31
Desember 2000 telah disusutkan sebesar Rp 7.750.000, pada tanggal 2 Januari
2001 dijual. Buat jurnal jika harga jualnya adalah:
1.
Rp 2.250.000,00
2.
Rp 1.000.000,00
3.
Rp 3.000.000,00
No.
|
Keterangan
|
Dijual
dengan harga
|
||
2.250.000
|
1.000.000
|
3.000.000
|
||
1
|
Cost
aktiva tetap
|
10.000.000
|
10.000.000
|
10.000.000
|
2
|
Akumulasi
penyusutan s.d saat penjualan
|
7.750.000
|
7.750.000
|
7.750.000
|
3
|
Nilai
buku saat penjualan
|
2.250.000
|
2.250.000
|
2.250.000
|
4
|
Harga
jual
|
2.250.000
|
1.000.000
|
3.000.000
|
5
|
Laba
(rugi) (4 – 3)
|
0
|
(1.250.000)
|
750.000
|
Jurnal:
1.
Dijual dengan harga Rp
2.250.000,00
Tgl.
|
Akun
|
Debet
|
Kredit
|
2000
Jan
2
|
Kas
Akumulasi
Penyusutan
Aktiva
Tetap
|
2.250.000
7.750.000
|
10.000.000
|
1.
Dijual dengan harga Rp
1.000.000
Tgl.
|
Akun
|
Debet
|
Kredit
|
2000
Jan
2
|
Kas
Akumulasi
Penyusutan
Kerugian
Penjualan Aktiva Tetap
Aktiva
Tetap
|
1.000.000
7.750.000
1.250.000
|
10.000.000
|
1.
Dijual dengan harga Rp
3.000.000
Tgl.
|
Akun
|
Debet
|
Kredit
|
2000
Jan
2
|
Kas
Akumulasi
Penyusutan
Laba
Penjualan Aktiva Tetap
Aktiva
Tetap
|
3.000.000
7.750.000
|
750.000
10.000.000
|
1.
PERTUKARAN AKTIVA
TETAP
Menurut paragraf 20 PSAK No. 16 suatu aktiva
tetap dapat diperoleh dalam pertukaran atau pertukaran sebagian untuk suatu
aktiva tetap yang tidak serupa atau aktiva lain. Biaya dari pos semacam ini
diukur pada nilai wajar aktiva yang dilepaskan atau yang diperoleh yang mana
yang lebih andal, equivalent dengan nilai wajar aktiva yang dilepaskan setelah
disesuaikan dengan jumlah setiap kas atau setara kas yang ditransfer. Dengan
demikian pertukaran aktiva tidak sejenis dapat mengakibatkan adanya laba atau
rugi.
Menurut paragraf 21 PSAK No. 16 suatu aktiva
tetap dapat diperoleh dalam pertukaran atas suatu aktiva yang serupa yang
memiliki manfaat yang serupa dalam bidang usaha yang sama dan memiliki nilai
wajar yang serupa. Jika aktiva lain seperti kas sebagai bagian dari transaksi
pertukaran, ini dapat mengindikasikan bahwa pos yang dipertukarkan tidak
memiliki suatu nilai yang serupa. Berdasarkan paragraf 46 PSAK No. 16,
pertukaran aktiva tetap seperti disebutkan pada paragraf 21, biaya aktiva yang
diperoleh sama dengan jumlah tercatat aktiva yang dilepaskan dan tidak ada
keuntungan atau kerugian yang dihasilkan.
1. Pertukaran Aktiva Tak
Sejenis
Sebuah mesin dengan cost Rp 4.000.000,00 yang telah disusutkan Rp
3.200.000,00 ditukar dengan mesin baru tidak sejenis yang harga pasarnya adalah
Rp 5.000.000,00. Perusahaan harus membayar uang Rp 3,900.000,00. Jurnalnya:
Tgl.
|
Akun
|
Debet
|
Kredit
|
Mesin
(baru)
Akumulasi
Penyusutan
Mesin
(lama)
Kas
Laba
Penukaran Aktiva Tetap
|
5.000.000
3.200.000
|
4.000.000
3.900.000
300.000
|
1.
Pertukaran Aktiva Sejenis
Sebuah mesin dengan cost Rp 7.000.000 yang
telah disusutkan Rp 4.600.000 ditukar dengan mesin baru sejenis yang dimiliki
oleh suatu perusahaan yang bergerak pada usaha yang sama. Jurnalnya:
Tgl.
|
Akun
|
Debet
|
Kredit
|
Mesin
(baru)
Akumulasi
Penyusutan
Mesin
(lama)
|
2.400.000
4.600.000
|
7.000.000
|
Jumlah sebesar Rp 2.400.000,00 yang dicatat
sebagai harga mesin baru merupakan nilai buku mesin yang diserahkan yaitu harga
beli Rp 7.000.000,00 dikurangi dengan akumulasi penyusutan Rp 4.600.000,00.
SOAL LATIHAN
SOAL 1
Sebuah mesin dibeli pada tanggal 1 Januari
1999 dengan harga Rp 32.000.000,00. Mesin ini ditaksir dapat digunakan selama 5
tahun dengan nilai sisa Rp 2.000.000,00.
Diminta:
1.
Tentukan besarnya
penyusutan tahun 1999, 2000.
2.
Buat jurnal
penyesuaian untuk mencatat penyusutan tahun 1999,2000.
3.
Tentukan nilai buku
per 1 Januari 2001.
Jika Perusahaan menyusutkan mesin ini dengan
(1) metode garis lurus, dan (2) metode saldo menurun ganda.
SOAL 2
Sebuah mesin dengan cost Rp 10.000.000,00 yang telah disusutkan
Rp 3.200.000,00 ditukar dengan mesin baru tidak sejenis yang harga pasarnya
adalah Rp 7.500.000,00. Buat jurnal jika perusahaan menyerahkan uang sebesar:
1.
Rp 200.000,00
2.
Rp 700.000,00
.......... Baca Juga ...........
Labels:
Tulisan Jeffrie
Thanks for reading Dasar-Dasar Akuntansi. Please share...!
0 Komentar untuk "Dasar-Dasar Akuntansi"